
Prioritas Bagi Ekonomi Covid 19
Presiden Jokowi tampak kecewa dan berbicara dengan tegas di hadapan para menteri kabinetnya pada 18 Juni lalu. Beliau tampak gemas dan cukup emosional dengan kinerja para menteri yang biasa-biasa saja padahal negara sedang dalam kondisi krisis kesehatan dan ekonomi.
Di awal pandemi pada Q1, para ekonom dan analis memprediksikan V-shaped recovery alias perbaikan ekonomi pasca-pandemi yang cepat dan menukik ke atas. Namun data-data terkini menunjukkan bahwa masa recovery bisa jadi panjang dan lama.
IMF memprediksikan hingga akhir 2021, ekonomi global baru akan mencapai seperti di akhir 2019. PHK dan kepailitan masal terpaksa harus kita hadapi bersama di seluruh dunia. Perjalanan menuju recovery baik kesehatan maupun ekonomi tampaknya masih panjang dan berliku.
Pandemi adalah “teritori baru.” Perbaikan ekonomi pasca pandemi malah merupakan teritori asing yang hanya terjadi setiap satu abad sekali. Bagaimana kita perlu menyikapi era pandemi dan pascanya, mari kita bahas.
Stimulus dan pembelanjaan negara akan sangat mempengaruhi kelancaran perekonomian saat ini dan pasca pandemi. Jadi ini mirip dengan The New Deal-nya Franklin Roosevelt dengan berbagai program infrastruktur, perumahan, dan konversi industri.
Satu alternatif lagi adalah UBI (Universal Basic Income) yang telah diujicobakan di beberapa negara, termasuk Kanada dan beberapa negara Eropa. Jika diaplikasikan di pasca pandemi, ini tentu merupakan bentuk stimulus langsung yang bisa jadi paling berperan dalam menggerakkan roda ekonomi akar rumput kembali.
Di AS, capres Partai Demokrat Andrew Yang telah lama memasukkan UBI dalam platform kampanyenya. Presiden Trump sendiri telah menggelontorkan cek sebesar USD 1.200 bulan April lalu bagi setiap warga AS yang berpenghasilan menengah dan rendah. Sampai artikel ini ditulis, masih membutuhkan persetujuan Kongres AS untuk perpanjangan dan peningkatan santunan pekerja yang kena PHK.
Apakah Indonesia perlu mempertimbangkan UBI? Berbagai bentuk bantuan cash telah diberikan oleh pemerintah, namun dalam nominal yang sesungguhnya masih jauh dari cukup untuk belanja kebutuhan hidup satu bulan. Pemberian UBI sebesar UMR setiap bulan sampai saat ini belum bisa dilaksanakan pemerintah Indonesia, namun bisa menjadi pertimbangan.
Prioritas untuk menyelamatkan ekonomi di era Covid-19 dan pascanya semestinya menempati posisi tertinggi. Peran serta pebisnis tentu diharapkan semakin aktif dan tidak melulu menunggu sinyal hijau dari pemerintah.
Ada beberapa rekomendasi dari US Small Business Administration agar bisnis-bisnis kecil dan menengah bisa bertahan dan terus berkembang di era pandemi ini dan pascanya.
Satu, tingkatkan promosi berbayar dan tidak berbayar. Tetaplah diingat oleh konsumen dengan selalu hadir di berbagai media dan kesempatan. Di era digital ini, promosi dapat dilakukan secara gratis selama konten yang disajikan berguna, mendidik, atau menghibur.
Dua, walaupun budget menurun, usahakan sebisa mungkin untuk mempertahankan pelatihan pegawai. Jika memungkinkan, tingkatkan training. Berbagai instrumen online seperti Skype, Zoom, dan Google Meet memungkinkan pelatihan jarak jauh yang tetap efisien dan relevan.
Tiga, libatkan pegawai dalam payroll budgeting. Transparan dalam pembukuan, sehingga mereka memahami kondisi finansial pada saat itu. Informasikan berbagai skenario penurunan gaji misalnya 15 persen atau 20 persen sepanjang tidak ada PHK.
Empat, apabila PHK atau pengurangan jam kerja harus dilakukan, pastikan semua servis dan aktivitas bisnis berjalan lancar. Ini penting agar brand yang telah lama dibangun tidak meredup hanya karena mengalami masa pandemi kali ini.
Lima, semakin agresif dalam penjualan (sales). Budget bisa dialokasikan lebih untuk ini dengan mengurangi cost center lainnya.
Secara manajemen publik, memang pengeluaran dengan pembelanjaan pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan agar ada aliran dana segar di dalam masyarakat. Jadikan ini sebagai peluang bisnis Anda dengan menyediakan produk dan jasa yang sedang dibutuhkan untuk pembelanjaan ini.
Akhir kata, kerja sama saling mengisi antara pemerintah dan swasta di era pandemi dan pascanya niscaya dapat mengembalikan kondisi ekonomi yang sehat dan bertumbuh positif. Tentu saja ini semua membutuhkan kesehatan fisik dan mental seluruh rakyat dengan mengindahkan protokol-protokol kesehatan. Salam sehat dan sukses.[]