Perkembangan Masa Depan Big Tech untuk Ekonomi Global
Amazon, Apple, Facebook, Microsoft, and Google telah menunjukkan loncatan besar dalam penjualan di Q1 tahun 2021. Kini lima raksasa teknologi tersebut hanya membutuhkan satu minggu saja untuk mencapai omzet yang dibutuhkan oleh McDonald’s dalam satu tahun.
Dua puluh satu dari 50 perusahaan terbesar dunia bergerak dalam sektor teknologi. Keuntungan (profit) mereka kini mencapai 800 miliar USD, yaitu satu persen dari GDP global. Dan hebatnya, angka ini adalah tiga kali lipat angka 30 tahun yang lalu.
Delapan dari 50 perusahaan terbesar tersebut adalah perusahaan asal China. Dan 21 dari 50 tersebut adalah perusahaan teknologi, yang telah tumbuh dari hanya tiga pada tahun 1990.
Walaupun angka-angka tersebut terlihat fantastis, sesungguhnya banyak hal tidak terlihat kasat mata. Sebagai contoh, jumlah pekerja yang dipekerjakan termasuk rendah dan rata-rata hanya membayar pajak dengan tax rate 17 persen dan profit margin 18 persen. Dibandingkan dengan tahun 1990, tax rate perusahaan mencapai 35 persen dan profit margin hanya 7 persen.
Tumpukan uang cash perusahaan-perusahaan teknologi top tersebut hanya mencapai 1,3 persen dari GDP global pada tahun 1990. Namun pada 2020 telah mencapai 2,2 persen.
Bayangkan seberapa besar kekuatan perusahaan-perusahaan teknologi tersebut. Dengan kekuatan cash mereka, tidak lagi diperlukan peminjaman uang (business loan), yang berarti dapat mematikan bank-bank dan bahkan mempengaruhi kinerja bank sentral.
Mengapa? Karena serendah apapun suku bunga pinjaman, mereka memang tidak membutuhkannya.
Angka-angka tersebut juga menunjukkan betapa mereka tidak begitu banyak melakukan investasi bagi perkembangan bisnis mereka. Jika ya, investasi di era digital ini pun jauh lebih sedikit, sehingga tidak memberatkan pembiayaan operasional.
Jadi, dengan pengumpulan cash secara masif tersebut, tidak banyak efek trickle down yang dapat diharapkan. Dengan jumlah pegawai minimal, tanpa loan, dan capital spending yang juga tidak seberapa, ini mempengaruhi ekonomi makro tanpa terkecuali.
Masa depan ekonomi global memang akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi merebut pasar dan bagaimana bisnis-bisnis lain menikmati riding the wave kemarakan mereka. Bisa saja produk Anda bergerak dalam bidang-bidang yang melengkapi mereka, seperti aksesoris dan jasa-jasa pelengkap.
Di Silicon Valley sendiri, berbagai startup didirikan “to ride the wave” Google, Amazon, Facebook, Apple, dan Microsoft. Startup-startup tersebut ada yang mengandalkan fitur SaaS (software as a service) dan yang mengutamakan padat karya seperti berbagai agency digital marketing dan sebagainya.
Sebagai pebisnis, Anda dapat memilih untuk mewujudkan strategi startup yang siap go public dengan ditunjang beberapa rounds of seed funding and venture capital funding. Dengan eksekusi yang tepat dan strategik, semestinya dunia bisnis yang semakin akomodatif terhadap tech businesses akan membuka pintu lebar-lebar bagi startup-startup tersebut.
Beberapa bidang TI dalam “riding the wave” alias mendompleng kehebatan big tech companies dunia.
Satu, data services
Data mining dan data integration yang mengutamakan kualitas dan cleansing merupakan salah satu bidang yang berkembang pesat saat ini. Banyak perangkat elektronik telah terhubung ke Internet, sehingga transfer data terjadi secara otomatis, tinggal diolah dan digunakan dalam pengambilan keputusan.
Dua, artificial intelligence
Kecerdasan buatan sangat menentukan disrupsi berbagai industri, termasuk robotik dan medis. Dengan natural-language processing (NLP), berbagai proses kreasi dapat dilakukan secara otomatis.
Tiga, Internet of Things
Hampir semua obyek kini dapat dihubungkan ke Internet, sehingga data yang tersimpan dapat langsung diolah dan digunakan kemudian.
Empat, cybersecurity
Kini ada ancaman virus terhadap semua database secara cepat dan masif. Untuk itu, divisi ini merupakan kebutuhan yang tidak dapat lagi ditawar.
Lima, augmented reality (AR) dan virtual reality (VR)
Berbagai bentuk pelatihan, seperti pilot training dan olah raga profesional menggunakan VR. Menguasai AR dan VR membuka banyak pintu dalam berbisnis.
Akhir kata, perkembangan besar big tech dunia membawa resiko kondisi makro ekonomi yang berbeda dibandingkan dengan dekade-dekade lampau. Namun ini juga memberi udara segar bagi kesempatan-kesempatan disruptif terbaru.