Peloton, AWS dan Model Bisnis Pandemi
Pasar fitness di AS sebesar USD 28 miliar. Pemain utamanya adalah klab-klab fitness dan home gym konvensional. Kini, dengan maraknya The IoT (Internet of Things), Peloton menawarkan sesuatu yang berbeda.
Produk ini adalah gabungan antara hardware yang berbentuk sepeda statis atau treadmill dengan software dan konten customized. Sedangkan cloud computing mereka dimotori oleh AWS yang dikenal dengan punya bandwith dan kapasitas hampir tak terbatas.
Mereka menyebut diri sebagai FaaS (fitness-as-a-service). Bandingkan dengan SaaS (software-as-a-service).
Produk smart exercise ini mengandalkan AWS (Amazon Web Services) dalam skalabilitasnya. Uniknya, bisnis model FaaS (fitness-as-a-service) ini merupakan jawaban untuk berolah raga di era 4.0 dan pandemi Covid-19. Jadi bisa dipastikan staying power-nya bakal lama.
Sejak IPO-nya di tahun 2019 dengan valuasi awal USD 8 miliar, harga saham Peloton telah melonjak 50 persen berdasarkan data earning Q2. Retention rate para Connected Fitness Subscribers mereka mencapai 95 persen dan monthly churn rate hanya 0,65 persen.
Koneksi Internet memungkinkan berbagai jenis latihan dijalankan secara virtual independen maupun dalam kelas dengan instruktur terlatih. Hingga akhir tahun lalu, keanggotaannya mencapai 1,4 juta orang.
Apa saja strategi bisnis Peleton yang bisa dijadikan benchmark?
Satu, membangun imaji hubungan dekat dengan para atlit profesional dan instruktur selebriti via virtual relationship. Kebersamaan ini merupakan sumber motivasi dan inspirasi yang membangun loyalitas konsumen.
Bahkan selebriti papan atas seperti Hugh “Wolverine” Jackman dikenal sebagai pemakai setia. Virtual relationship yang dapat dibangun merupakan daya tarik tersendiri yang tidak didapatkan di tempat lain.
Dua, revenue model dengan penjualan hardware dan aksesoris, serta subscription bulanan. Harga perangkat berkisar antara USD 2000an hingga USD 4000an per unit. Biaya keanggotaan dimulai per bulan dari USD 13.
Secara terpisah, mereka juga menawarkan berbagai aksesoris dan perlengkapan berolah raga serta aparel dan sepatu. Kelas-kelas Peloton yang dapat diambil tidak terbatas bersepeda dan berlari di treadmil saja, namun termasuk strength training, yoga, meditasi, kardio, dan bootcamp.
Tiga, konten super eksklusif yang dikerjakan sendiri oleh Peloton Film Studio menelurkan lebih dari 950 program original per bulan. Teknologi terkini dan produser pemenang Emmy Award merupakan penggerak pengisian konten.
Peloton sendiri memandang streaming workout live dan on-demand ini sebagai servis utama yang mereka jual. Sedangkan perangkat kerasnya hanyalah kanal distribusi konten. Menarik bukan model bisnisnya? Disruptif betul.
Empat, kerja sama erat dengan AWS untuk leaderboard on-demand dan live yang low latency dan elastis. Aktivitas real-time yang disajikan tanpa ada jeda sama sekali, juga merupakan nilai tambah FaaS Peloton.
Dengan teknologi low latency (tanpa jeda) ini, para pemakai akan merasakan berolah raga di dalam ruangan yang sama dengan para instruktur, selebriti dan kolega, sehingga motivasi dapat dipastikan melonjak tinggi. Jadilah result dari penggunaan Peloton sangat positif dan kompetitif.
Lima, berambisi sebagai pelopor ekosistem fitness jangka panjang. Sebagai ekosistem, Peloton menawarkan lebih dari sekedar alat berolah raga belaka.
Mereka juga memproduksi dan menjual hardware secara langsung tanpa perantara. Dari programming, desain dan kreasi konten juga dikerjakan sendiri. Ini membuahkan profit yang maksimal, tidak sekedar optimal.
Selain itu, dengan model bisnis ekosistem, Peloton juga mampu untuk memilih partner-partner dengan siapa mereka bersedia bersinergi. Sebagai contoh, FitBit merupakan salah satu partner di mana pemakai dapat mensinkronikan data dari Peloton dengan gadget smartwatch FitBit.
Konklusinya, Peloton merupakan masa depan berolah raga yang telah tiba hari ini. Model bisnisnya jenial dan berani. Dengan mengutamakan konten unik produksi sendiri dan ekosistem bisnis yang sinergistis dengan mitra-mitra terpilih, Peloton merupakan jawaban manusia modern yang semakin terbatas akan waktu dan ruang namun semakin terbuka dalam virtual relationship dengan para tokoh di dunia fitness.
Mantap berolah raga dengan full data di era pandemi dan pasca pandemi!