
Figma aplikasi. Google Doc-nya Desain
Penulis adalah salah satu dari ribuan pemegang sertifikasi software desain aplikasi Figma. Mungkin Anda belum begitu kenal dengannya, namun Figma sebenarnya salah satu aplikasi yang paling digunakan dalam dunia desain aplikasi. Pendirinya adalah Dylan Field. Ia memiliki visi jelas dengan menciptakan kanvas virtual tempat para desainer berkolaborasi secara real-time. Kedengarannya simpel, namun selama ini belum ada aplikasi serupa yang dispesialisasikan pada ilustrasi diagram dan flowchart. Pada awalnya, Field memperkenalkan FigJam, yang mirip dengan tembok putih dipenuhi dengan kertas nota Post-It. Jadilah setelah enam bulan, ia berhasil meluncurkan versi beta Figma. Apa kelebihannya dibandingkan dengan produk-produk desain kelas kakap seperti Adobe? Figma dapat diakses dari mana saja, mengingat ia menggunakan cloud computing. Diluncurkan pada tahun 2016, pada tahun kelimanya ia berhasil menghasilkan revenue sebesar USD 75 juta. Nah, siapa saya pengguna setia Figma? Presiden Joe Biden dan timnya termasuk salah satunya. Kimberly-Clark, Twitter, Slack, Twitter, LinkedIn, Flipboard dan banyak perusahaan raksasa lainnya juga menggunakan Figma bagi tim kreatif mereka. Saat ini, Figma divaluasi sebesar USD 10 miliar. Para co-founder Dave Field dan Evan Wallace memegang 10 persen sahamnya. Dan valuasi diprediksikan akan meningkat teruse mengingat pandemi Covid ini membuat banyak perusahaan konvensional menyadari pentingnya “go virtual.” Akhirnya Figma memperoleh funding tambahan sebesar USD 200 juta. Dengan pengguna 80 persen berada di luar AS, berbagai strategi segar termasuk mengakuisisi dua startup. Ini memungkinkan mereka membangun aplikasi Figma untuk pengguna mobile. Field sendiri dikenal sebagai founder konservatif yang berhasil menggunakan strateginya dengan jenial. Satu, berani mencari mentor dan mendengarkan advis-advisnya. Field percaya dengan kekuatan mentoring dan mentor. Ia tidak segan-segan belajar dari mereka mempunyai pengalaman mendirikan dan menjalankan startup hingga berhasil. Menjalankan advis secara cerdas telah menjadi suatu kebiasaan berharga. Dua, tidak berpikir terlalu jauh ke depan. Maksudnya, setiap hari, minggu, bulan, kwartal, dan tahun merupakan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik daripada seelumnya. Begitu banyak ide yang dilontarkan kepadanya dari para user, namun tidak semuanya dibutuhkan untuk menciptakan produk yang ideal. Tiga, selalu mencari keseimbangan (balance). Dari kantor pusat Figma di San Francisco, ia selalu mencari keseimbangan dengan dunia offline dan hibrida. Figma perlu untuk dikuasai secara online dan offline, sehingga kekuatan ekonominya berkeseimbangan tanpa perlu mengandalkan salah satu saja. Empat, kukuh dalam pricing. Tidak banyak startup langsung menawarkan produk SaaS berbayar, padahal masih berstatus startup. Figma menawarkan penggunaan nirbayar dan berbayar, tergantung kebutuhan. Namun mereka kukuh dengan pricing yang tertera tanpa banyak negosiasi termasuk pengguna korporat dengan anggota tim yang besar. Lima, berani ditolak dan bangkit kembali secara cepat. Field telah beberapa kali mendirikan situs dan startup dengan partner maupun secara solo. Ia dikenal tidak jemu-jemu ditolak dan mengundurkan diri dari startupnya ketika visi tidak dapat diwujudkan. Semakin sering ia “gagal,” semakin dekat ia dengan kesuksesan startup terbarunya yaitu Figma. Enam, mencari kebenaran terus-menerus. Field adalah a “truth seeker” yang terus-menerus menggunakan design thinking dalam mencari solusi dengan startup aplikasinya. Di era pandemi, “kebutuhan” para user semakin termagnifikasi karena batas antara bekerja dari kantor dan dari rumah semakin tipis. Kemungkinan besar, menawarkan fitur-fitur yang semakin komprehensif seperti Canva dan GitHub merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan. Selain itu, kestabilan aplikasi dengan down time nihil merupakan hal terpenting agar para user tidak berpindah ke aplikasi lain. Pada April 2020, sekitar 20 menit down time dialami para user Figma dan ini sangat mengganggu kolaborasi kerja para tim desain. Jadilah Figma salah satu aplikasi yang paling berperan sehingga satu kali down time saja telah merupakan batu sandungan berarti bagi kelancaran proyek desain. Startup-startup terkini ada baiknya menggunakan Figma sebagai benchmark mengingat keberhasilannya dalam menerapkan simplisitas konsep dan strategi-strategi realistisnya. Di era pandemi dan pasca pandemi ini, dapat kita harapkan semakin banyak startup-startup jenial bermunculan.