Era Mobil Listrik dan Mobil Terbang
Grab dan Hyundai telah meluncurkan GrabCar Elektrik sebanyak 50 unit di Jakarta baru-baru ini dan akan mencapai 500 unit dalam tahun ini. Untuk yang versi motor, Grab bekerja sama dengan Astra Honda Motor dan Gesits yang telah diluncurkan akhir tahun lalu.
Ini merupakan kabar baik mengingat kendaraan listrik (EV atau electric vehicle) merupakan salah satu solusi bagi polusi yang mewabah di kota-kota besar seperti Jakarta. Dan ini sangat dimungkinkan dengan kucuran dana segar sebesar USD 2 miliar dari Softbank.
Di mancanegara, kendaraan listrik juga telah semakin umum dan menjamur. Dalam beberapa tahun di muka, bahkan mobil dan taksi terbang (VTOL atau Vertical Take Off and Landing) juga akan segera diluncurkan oleh Uber dan Boeing.
Fenomena ini bukan hal sangat baru, lantaran kendaraan-kendaraan hibrid telah hadir lebih dari satu dekade dan mobil terbang telah tiba saat peluncurannya pada tahun 2020 ini.
Manufaktur otomobil EV yang telah meluncurkan produk mereka di pasar termasuk: Audi, BMW, Bollore, BYD, Chery, Chevrolet, Citroen, COURB, ElectraMeccanica, Fiat, Ford, Girlfalco, Honda, Hyundai, JAC Motors, Jaguar Land Rover, Kewet, Kia, Kyburz, Lightning, Mahindra, Mercedes-Benz, Micro Mobility Systems, Mitsubishi, Motores Limpios, MW Motors, NIO, Nissan, ECOmove, Peugeot, Rayttle, Renault, Renault Samsung, SEAT, Skoda, Smart, Sono Motors, Stevens, Tesla, Venturi, Volkswagen, CityEI, NICE Mega City, Dysnasty IT, GEM Car, MEV Hummer HX, Oka NEV ZEV, dan berbagai mobil balap lainnya termasuk Exagon Furtive-eGT, Toyota Motorsport GmbH (TMG), dan Tango.
Sedangkan untuk kendaraan terbang, nama-nama besar di dunia IT telah bekerja sama dengan manufaktur pesawat terbang dan otomobil kelas dunia untuk mewujudkan flying cars. Bahkan startup-startup ride sharing telah beberapa tahun terakhir ini membidiknya.
Sebagai contoh, Uber mempunyai target untuk meluncurkan taksi terbang di tahun 2023, jadi tinggal tiga tahun lagi. Komitmen ini telah dimulai pada tahun 2016, ketika itu dengan tes perdana di Dallas, Los Angeles, dan Dubai.
Selain Uber, AeroMobil yang berbasis di Slovakia telah mencapai prototip keempat, jadi sudah dipastikan mereka akan launching perdana di tahun 2020 ini. AeroMobil ini menggunakan bahan bakar hibrid sehingga jejak karbon bisa dipastikan sangat rendah.
Dari Airbus, ada proyek Vahana yang mirip helikopter namun dapat dikendarai secara pribadi atau sebagai taksi terbang. Mereka telah meluncurkan prototipe pertama tahun 2008.
Google sendiri punya Kitty Hawk dengan mitra Thrun. Kitty Hawk ini sangat sesuai untuk lingkungan urban dan off-road. Belum ada rencana peluncuran.
Pasar VTOL sendiri cukup besar yaitu 3.000 pemakai atau penumpang di tahun 2025. Pada tahun 2050, diprediksikan akan ada 98.000 sampai 120.000 pengguna.
Dengan demikian menjanjikannya EV dan VTOL, ceruk-ceruk apa yang sangat terbuka kesempatannya?
Satu, pembangkit energi atau penyimpanan baterai yang terbarukan. Untuk satu EV, setiap pencapaian 100 kilometer membutuhkan rata-rata 15kWh. Untuk VTOL bisa dibutuhkan beberapa kali lipatnya.
Bisa dibayangkan betapa pentingnya sumber daya energi yang terbarukan. Ini kesempatan emas bagi startup-startup baterai portabel dan tenaga surya untuk bergerak.
Dua, infrastruktur landing dan takeoff serta pengisian bahan bakar. Sebagaimana kendaraan pada umumnya, infrastruktur yang mendukung jalannya operasi merupakan kebutuhan sehari-hari.
Sangat dibutuhkan pos-pos pengisian baterai yang membantu jalannya setiap unit kendaraan. Di AS sendiri, telah ada 57.000 outlet untuk pengisian baterai EV. Dan 20.000 stasiun khusus.
Tiga, stasiun servis maintenance untuk kendaraan dan berbagai fitur lainnya.
Stasiun ini serupa dengan bengkel yang dijalankan oleh para pekerja yang terlatih di bidang ini.
Akhir kata, semakin mirip fiksi sains kehidupan di bumi bukan berarti kita yang “agak gapek”akan tertinggal. Kuncinya hanya satu: mengikuti pola pikir evolusi terkini. Beranikan diri untuk ikut serta di dalamnya dengan reinvensi apa yang telah kita miliki. Mari kita adaptif.