Pesanlah dari McDonald’s>
                     </div>
                     <div class=

Pesanlah dari McDonald’s

Pada tanggal 4 November, Burger King Indonesia memasang pesan singkat yang ditujukan bagi konsumen untuk tidak hanya memesan Whopper BK namun juga Big Mac dari McD dan burger-burger lainnya baik dari resto cepat saji maupun lokal dan bahkan warteg. Pesan yang super unik dan menyentuh hati, karena baru pertama kali ini terjadi dalam sejarah bisnis fastfood Indonesia. Bahkan duania.

Tampaknya, di era pandemi yang semakin berkepanjangan penuh ketidakpastian, nurani kemanusiaan semakin kuat. Bahkan di dalam dunia bisnis fastfood yang sangat kompetitif.

Pesan dalam Bahasa Indonesia ini merupakan saduran bebas dari postingan media sosial Burger King UK. Kaptionnya, “Tidak pernah sebelumnya terpikirkan oleh kami untuk meminta Anda melakukan ini.” Sangat menyentuh, bukan?

Netizen Indonesia sendiri juga sangat tersentuh dengan inisiatif BK Indonesia. Mereka berhasil menangkap spirit solidaritas di mana masa pandemi setiap kompetitor adalah sahabat yang dibutuhkan untuk bangkit kembali bersama-sama.

Lantas, bukankah ini semata-mata gimmick pemasaran BK saja yang pandai memanfaatkan situasi pandemi? Bisa saja. Dan ini tidak ada salahnya sama sekali.

Buatlah lemonade dari lemon. Jadikan pandemi sebagai suatu kesempatan untuk menjadi lebih kreatif dalam memasarkan produk termasuk dengan “mengusik” rasa kemanusiaan.

Pemasaran dengan cara bela rasa kemanusiaan tinggi ini membutuhkan momentum tertentu. Bayangkan saja, apabila pesan BK tersebut ditulis ketika dunia sedang aman-aman saja tanpa pandemi global, tentu akan terasa mengada-ada dan “sok baik” yang berlebihan. Ini bisa saja jadi bumerang.

Namun, dalam konteks pandemi, pesan ini merupakan angin segar yang sangat dibutuhkan agar kejenuhan, stres, and anxietas berlebihan dapat dilandaikan. After all, kemanusiaan mempunyai posisi jauh lebih tinggi dari sekedar menghasilkan profit seadanya.

Argumen BK Inggris sendiri didasari oleh fakta lockdown pertama di bulan Maret dan kedua yang baru dimulai 5 November ini. Industri restoran dan perhotelan Inggris dan secara global sangat terpukul. Restoran-restoran sendiri tutup makan di tempat hingga Juli.

Restoran-restoran makanan cepat saji sendiri mungkin berkarakter bisnis raksasa menggurita seperti BK dan McD. Padahal, pemilik setiap gerainya adalah franchisor yang bisa saja seorang wirausahawan kecil menengah dengan modal pas-pasan.

Serba pas-pasan, maka sering kita jumpai restoran-restoran yang terpaksa mem-PHK-an para pekerja. Padahal, sektor restoran cepat saji mempekerjakan ribuan pegawai yang sangat riskan dampaknya terhadap kondisi ekonomi makro.

Pembelajaran apa yang dapat kita peroleh dari studi kasus pesan pandemi BK?

Satu, setiap situasi buruk apapun pasti mempunyai silver lining alias nilai-nilai positif. Dengan tempaan masa pandemi, bisnis-bisnis berukuran kecil, sedang, dan raksasa pasti tergerak untuk mencari hal-hal baru dan inovatif.

Dua, rasa kemanusiaan mengalahkan kebutuhan fisik dan kompetisi bisnis. After all, setiap individu merupakan konsumen universal, termasuk konsumen produk-produk kompetitor. Solidaritas di atas segalanya.

Uniknya, di AS yang merupakan negara asal BK dan McD sendiri ternyata berbeda. Mereka masih sibuk berkompetisi, bukan bersolidaritas ria seperti di Inggris dan Indonesia.

BK AS menawarkan packaging daur ulang dan Whopper gratis bagi pengunjung acara Halloween “the scariest places on earth” yaitu dalam jarak 300 meter dari gerai-gerai kompetitor McDonald’s (MCD), Wendy’s, Sonic dan Jack in the Box yang telah tutup dan terbengkalai. Lokasi dan hadiah Whopper akan diverifikasi dengan aplikasi.

Mari kita jadikan pandemi sebagai salah satu “berkat” walaupun terselubung (blessing in disguise). Kita dapat berupaya agar inovasi-inovasi dibangkitkan secepatnya, termasuk dengan menggunakan hati nurani dan strategi-strategi yang belum ada presedennya. Selamat berkarya